Dark

Strategi Bisnis di Balik Usaha Kuliner Ussy Sulistiawaty

Sferabisnis.com - Ussy Sulistiawaty tak hanya dikenal sebagai artis papan atas dan istri dari Andhika Pratama, tetapi juga sebagai pebisnis yang serius merintis kerajaan bisnisnya sendiri. Salah satu lini usaha yang paling menarik perhatian publik adalah bisnis kulinernya, terutama lewat brand terbarunya: Nasi Bejeg.

Lewat Nasi Bejeg, Ussy mencoba menghadirkan pengalaman makan yang berbeda: rumahan, hangat, dan dekat dengan selera lidah Indonesia. Tapi lebih dari sekadar makanan, usaha kuliner ini menyimpan strategi dan pendekatan yang bisa jadi inspirasi banyak pelaku bisnis F&B.

Konsep Kuliner Nasi Bejeg: Makanan Rumahan dengan Cita Rasa Kuat


Nasi Bejeg berdiri dengan konsep yang cukup unik. Nama "Bejeg" sendiri merupakan plesetan dari "becek"—mengacu pada lauk pauk khas rumahan yang berkuah, berbumbu, dan seringkali 'berantakan' secara tampilan, tapi justru kaya rasa.

Konsep ini bukan tanpa alasan. Menurut Ussy, ia ingin menghadirkan makanan yang dekat dengan keseharian masyarakat. Dalam wawancaranya bersama media, ia mengatakan, “Saya memang suka masak, dan suka banget sama makanan berkuah dan gurih. Jadi saya pikir, kenapa enggak dijadikan bisnis aja sekalian?”

Menu Nasi Bejeg terdiri dari aneka lauk yang identik dengan masakan rumah khas Indonesia seperti rendang, telur balado, ayam suwir pedas, sayur lodeh, dan sambal khas yang bisa dipilih sesuai selera pelanggan. Kombinasi ini menyasar segmen konsumen urban yang rindu akan masakan ibu di rumah.

Lokasi dan Pengalaman Makan di Nasi Bejeg Wijaya

Salah satu cabang utama Nasi Bejeg terletak di kawasan Wijaya, Jakarta Selatan. Lokasinya yang strategis membuat tempat ini mudah dijangkau, terutama oleh kalangan pekerja dan keluarga muda yang tinggal di sekitar Jakarta Selatan.

Desain interior Nasi Bejeg juga mencerminkan suasana rumahan. Tidak terlalu mewah, namun hangat, bersih, dan mengundang. Warna-warna earthy dan unsur kayu mendominasi, membuat siapa pun yang datang merasa nyaman untuk makan di tempat maupun take away.

Bukan hanya Ussy yang aktif mengurus restoran ini. Dalam momen soft opening, Andhika Pratama juga terlihat membantu sebagai 'tukang sampah dadakan', sementara Ussy sendiri sempat ikut menyajikan makanan dan mencuci piring. Aksi ini terekam dan viral di media sosial, menambah nilai keaslian dan dedikasi personal dalam bisnis mereka.

Menu Favorit dan Harga Terjangkau


Menu di Nasi Bejeg memang tergolong sederhana, tapi justru itulah kekuatannya. Beberapa menu yang jadi favorit pelanggan antara lain:

  • Ayam Suwir Sambal Hijau

  • Rendang Daging Klasik

  • Telur Balado Kering

  • Sayur Lodeh Bejeg

  • Nasi Uduk Bejeg

Harga makanan di sini cukup terjangkau, berkisar antara Rp20.000 hingga Rp45.000 per porsi, tergantung kombinasi lauk yang dipilih. Paket hemat juga tersedia, membuatnya cocok untuk repeat customer yang ingin makan siang praktis tanpa harus menguras dompet.

Strategi pricing ini cukup cerdas karena bisa menjangkau segmen kelas menengah yang luas. Tidak heran jika di jam makan siang, antrean pelanggan bisa cukup mengular.

Mengapa Ussy Memilih Usaha Kuliner?

Masuk ke dunia kuliner bukan keputusan instan bagi Ussy. Ia telah mencoba berbagai jenis bisnis, dari kosmetik hingga properti. Tapi menurutnya, bisnis makanan punya daya tarik tersendiri.

“Kalau makanan, itu kebutuhan pokok. Orang pasti butuh makan setiap hari. Selama rasanya enak dan tempatnya nyaman, saya rasa pasti bisa jalan,” ungkapnya dalam salah satu wawancara di kanal YouTube pribadinya.

Selain itu, memasak memang sudah menjadi bagian dari kesehariannya. Banyak penggemar Ussy yang mengikuti akun Instagram atau YouTube karena konten masaknya. Maka, usaha kuliner ini sekaligus menjadi perpanjangan dari personal branding-nya sendiri.

Review dan Testimoni Konsumen

Sejumlah pelanggan yang sudah mencoba Nasi Bejeg di Wijaya memberikan ulasan positif, baik di media sosial maupun Google Review. Salah satu ulasan menyebutkan:

“Rasanya kaya banget, berasa masakan ibu saya. Sambalnya juga juara, enggak cuma pedas tapi berasa bumbunya.” — @culinarydiaryjkt (Instagram)

Selain itu, netizen juga mengapresiasi suasana restorannya yang nyaman dan pelayanan yang sigap. Hal ini menjadi nilai tambah tersendiri di tengah persaingan ketat bisnis makanan di Jakarta.

Namun demikian, ada juga beberapa kritik membangun seperti variasi menu yang belum terlalu banyak atau jam operasional yang terbatas. Ini bisa menjadi peluang pengembangan di masa depan.

Strategi Branding yang Kuat dan Organik

Ussy tidak mengandalkan iklan berbayar dalam mempromosikan usahanya. Ia lebih memilih strategi organik melalui media sosial pribadi, dan interaksi langsung dengan penggemar. Ia sering mengunggah behind the scene proses memasak, quality control bahan, hingga komentar jujur dari tim internal.

Pendekatan ini membangun rasa kedekatan antara brand dan konsumen. Karena banyak pelanggan merasa, mereka tidak sekadar makan, tapi juga “ikut perjalanan” bisnis seorang Ussy Sulistiawaty.

Inilah yang membedakan brand milik selebriti yang asal tempel nama, dengan brand yang benar-benar dijalankan secara personal dan penuh perhatian.

Tantangan dan Potensi Usaha Kuliner Ussy Sulistiawaty

Dalam industri kuliner yang sangat kompetitif, tantangan terbesar adalah konsistensi rasa dan pelayanan. Ussy tentu menghadapi tekanan tinggi karena membawa nama besar sebagai publik figur.

Namun, dari cara ia membangun konsep dan memperhatikan detail bisnisnya, terlihat bahwa usaha kuliner Ussy Sulistiawaty bukan hanya proyek jangka pendek. Ia bahkan menyatakan keinginannya untuk membuka cabang lain jika respon publik terus positif.

Jika kamu ingin mengetahui lebih lanjut tentang strategi dan peluang dari usaha kuliner Ussy Sulistiawaty, kamu bisa pelajari juga bagaimana selebriti lain mengembangkan bisnis serupa melalui pendekatan lokal dan kekuatan branding personal.

Tags :
Berbagi :