15 Usaha Kuliner yang Tahan Lama dan Menguntungkan, Modal Kecil!
Sferabisnis.com - Usaha kuliner selalu menjadi sektor yang dinamis dan menjanjikan. Namun, tidak semua ide kuliner bisa bertahan lama. Banyak yang hanya booming sesaat lalu redup karena tren bergeser. Kalau kamu sedang mencari usaha kuliner yang tidak ada matinya, artinya kamu butuh inspirasi bisnis makanan yang bukan sekadar ikut tren, tapi juga dibutuhkan masyarakat dari waktu ke waktu.
Berikut ini 15 ide usaha kuliner dengan potensi panjang umur, cocok untuk pemula dan bisa dimulai dengan modal kecil.
1. Warung Nasi Uduk atau Nasi Kuning
Nasi uduk dan nasi kuning adalah sarapan favorit masyarakat Indonesia, terutama di kawasan urban dan pinggiran kota. Dengan modal kurang dari Rp1 juta, kamu sudah bisa mulai jualan dari rumah dengan sistem pre-order atau berjualan di depan rumah.
Strategi bertahan lama: pastikan rasa konsisten, variasikan lauk, dan jaga kebersihan kemasan.
2. Jualan Aneka Gorengan
Gorengan seperti bakwan, tahu isi, dan tempe mendoan bukan hanya populer, tapi juga bisa diproduksi dengan margin keuntungan tinggi. Usaha ini tak kenal waktu—pagi, sore, hingga malam tetap dicari.
Tips hemat modal: mulai dari 3–4 jenis gorengan, dan jual di depan rumah atau titip ke warung/kantin sekolah.
3. Toko Makanan Tradisional
Peluang untuk menjual makanan tradisional seperti klepon, nagasari, atau lemper sangat terbuka, apalagi jika kamu bisa menyasar pasar nostalgia atau segmen ibu-ibu pengajian. Makanan tradisional punya peminat setia.
Agar tahan lama: branding produk dengan nama unik dan kemasan rapi, lalu pasarkan via grup WhatsApp lokal atau Facebook.
4. Bubur Ayam
Bubur ayam adalah salah satu makanan pagi yang peminatnya stabil dari tahun ke tahun. Kamu bisa membuka gerobak kecil atau menjual dari rumah. Jangan lupa, topping menjadi kunci diferensiasi!
Tips bertahan lama: tawarkan variasi topping seperti telur orak-arik, sambal khas, atau kerupuk udang premium.
5. Usaha Nasi Ayam Geprek
Meski sempat booming, ayam geprek sudah menjadi makanan default bagi banyak anak muda, mahasiswa, hingga karyawan. Kelebihannya: murah, pedas, dan mengenyangkan.
Strategi: buat sistem waralaba kecil-kecilan (bisa titip jual), atau daftarkan ke aplikasi GoFood/ShopeeFood sejak awal.
6. Katering Harian untuk Anak Kos
Pasar ini sangat potensial di kota pendidikan seperti Yogyakarta, Malang, atau Bandung. Anak kos butuh makan, tapi ingin praktis dan hemat. Katering sehat, murah, dan terjadwal bisa jadi solusi.
Gunakan sistem pre-order mingguan agar kamu bisa memprediksi stok dan menghindari kerugian.
7. Jualan Makanan Beku (Frozen Food)
Produksi atau repacking makanan beku seperti bakso, dimsum, nugget homemade, atau risoles frozen sangat cocok untuk jangka panjang. Target pasarnya luas, dari ibu rumah tangga hingga pekerja kantoran.
Gunakan sistem reseller dan stok kecil-kecil untuk memulai, sambil memanfaatkan kulkas rumah.
8. Jajanan Pasar untuk Acara
Menerima pesanan snack box atau jajanan pasar untuk hajatan, arisan, atau rapat kantor adalah bisnis yang repeat order-nya tinggi. Fokus pada rasa dan kerapihan kemasan.
Tips agar bertahan lama: bangun kerja sama dengan vendor dekorasi, tenda, atau WO kecil di sekitarmu.
9. Usaha Seblak
Seblak memang sempat viral, tapi faktanya, makanan ini telah menjadi favorit banyak orang, terutama remaja. Dengan rasa pedas dan topping fleksibel, seblak bisa bertahan selama inovasi tetap berjalan.
Mulai dari dapur sendiri, lalu kembangkan ke cloud kitchen.
10. Martabak Mini atau Martabak Telur
Martabak termasuk kuliner malam yang masih terus dicari. Versi mini-nya punya kelebihan: lebih murah dan cocok jadi jajanan anak-anak sekolah.
Lokasi strategis: dekat sekolahan, pasar, atau komplek ramai.
11. Tahu Crispy dan Cireng Bumbu
Camilan murah meriah yang digoreng dadakan ini masih banyak penggemarnya. Cocok untuk jualan depan rumah atau sistem franchise mini.
Gunakan strategi tester gratis di awal agar pelanggan tertarik mencoba.
12. Mie Ayam atau Bakso
Dua makanan legendaris yang sudah terbukti daya tahannya. Mie ayam dan bakso punya loyal customer lintas usia. Kamu bisa jual secara kaki lima, foodcourt, atau dari rumah.
Jika belum punya keterampilan membuat bakso/mie sendiri, kamu bisa ambil dari supplier lokal terlebih dahulu.
13. Minuman Tradisional Kesehatan
Minuman seperti jamu kunyit asam, beras kencur, atau jahe instan mulai naik daun lagi, terutama setelah pandemi. Pasarnya adalah kaum ibu, pegiat gaya hidup sehat, dan warga lansia.
Tambahkan value: gunakan botol kaca, desain label estetik, dan cerita manfaat di balik setiap produk.
14. Pisang Nugget atau Pisang Aroma
Walau terdengar kekinian, pisang nugget sudah menjadi comfort food banyak orang. Murah, enak, dan bisa disimpan dalam bentuk frozen.
Tips: pilih nama brand yang unik dan buat topping spesial yang tidak umum, seperti greentea stroberi atau tiramisu kacang.
15. Jualan Nasi Liwet atau Nasi Bakar
Cocok untuk dijual di pagi/sore hari dengan konsep tradisional. Aromanya saja sudah jadi promosi gratis! Bisa dijual paket hemat (Rp10–15 ribuan) untuk kalangan pekerja dan keluarga kecil.
Gunakan bumbu khas daerah agar punya pembeda—misalnya liwet Sunda vs liwet Solo.
Jika kamu sedang merencanakan langkah awal menuju bisnis kuliner yang konsisten dan tidak mudah tenggelam oleh tren, maka pilihan di atas bisa jadi bekal kuat. Apalagi jika kamu sudah tahu bahwa salah satu kunci sukses adalah memilih usaha kuliner yang tidak ada matinya.
Dengan pendekatan yang tepat, pemahaman terhadap pasar, dan perencanaan modal yang bijak, kamu bisa membangun bisnis makanan yang bukan hanya laris di awal, tapi juga terus dibutuhkan masyarakat dalam jangka panjang.
Kalau kamu sudah mencoba salah satu ide di atas, atau punya rekomendasi usaha makanan yang tahan lama lainnya, jangan ragu share pengalaman kamu ya!