Dark

Jumlah Usaha Kuliner Indonesia 2024

Sferabisnis.com - Industri kuliner di Indonesia tengah memasuki era kebangkitan baru. Setelah sempat terpukul akibat pandemi COVID-19, sektor makanan dan minuman kembali menunjukkan geliatnya. Berbagai jenis usaha bermunculan, mulai dari warung makan sederhana, kedai kopi kekinian, hingga dapur virtual berbasis aplikasi. Fenomena ini menandakan bahwa sektor kuliner adalah salah satu tulang punggung ekonomi rakyat yang paling cepat pulih dan berkembang.

Berdasarkan publikasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) bertajuk Statistik Penyediaan Makanan dan Minuman 2023, tercatat ada lebih dari 1,3 juta unit usaha penyediaan makanan dan minuman di Indonesia. Angka ini mengalami peningkatan signifikan jika dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya. Kenaikan jumlah pelaku usaha ini menjadi indikator bahwa masyarakat Indonesia tidak hanya menjadi konsumen aktif, tetapi juga produsen aktif dalam sektor kuliner.

Jumlah Usaha Kuliner di Indonesia 2024: Data dan Distribusinya

Jika tren pertumbuhan beberapa tahun terakhir berlanjut secara konsisten, maka pada tahun 2024 jumlah usaha kuliner di Indonesia diperkirakan telah menembus angka 1,4 juta unit. Ini mencakup berbagai jenis skala usaha, dari mikro dan kecil, hingga menengah dan besar.

Pertumbuhan ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dengan konsentrasi terbesar tetap berada di wilayah padat penduduk seperti Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Sumatera Utara. Kota-kota besar menjadi pusat inovasi kuliner, sementara daerah-daerah berkembang mulai mengadopsi konsep kekinian dengan mengangkat cita rasa lokal.

Jika Anda ingin melihat lebih detail terkait data dan informasi, Anda bisa merujuk pada halaman ini: jumlah usaha kuliner di Indonesia 2024.

Apa yang Mendorong Pertumbuhan Sektor Ini?

Ada beberapa faktor utama yang mendorong pertumbuhan pesat usaha kuliner di Indonesia:

1. Perubahan Gaya Hidup dan Preferensi Konsumen

Setelah pandemi, konsumen lebih terbiasa dengan layanan cepat, praktis, dan berbasis digital. Food delivery, pemesanan via aplikasi, hingga pembayaran non-tunai menjadi norma baru. Hal ini mendorong pelaku usaha untuk menyesuaikan model bisnis mereka agar relevan dan kompetitif.

2. Akses Teknologi dan Digitalisasi

Banyak UMKM kini telah go digital. Mereka memanfaatkan media sosial untuk branding, aplikasi pengantaran untuk distribusi, hingga sistem POS (point-of-sale) untuk efisiensi operasional. Teknologi membuka akses pasar yang lebih luas tanpa harus memiliki banyak cabang fisik.

3. Modal Usaha yang Relatif Rendah

Memulai usaha kuliner tidak membutuhkan investasi besar. Bahkan, banyak yang memulai dari dapur rumah. Inilah yang membuat sektor ini sangat inklusif dan mudah diakses oleh siapa saja, baik itu fresh graduate, ibu rumah tangga, atau karyawan yang ingin memiliki usaha sampingan.

4. Inovasi Produk yang Tidak Pernah Habis

Tren kuliner terus berubah. Dari makanan kekinian, fusion food, sampai ke tren berbasis diet dan gaya hidup sehat seperti makanan vegan dan rendah gula. Inovasi ini membuka peluang bisnis yang luas bagi mereka yang kreatif dan cepat beradaptasi.

5. Dukungan Pemerintah dan Swasta

Banyak inisiatif dari pemerintah dan perusahaan swasta untuk membantu pengembangan UMKM kuliner, mulai dari pelatihan, akses modal usaha, hingga promosi produk lewat platform digital.

Tantangan yang Masih Harus Dihadapi

Walau peluang besar, usaha kuliner juga memiliki tantangan tersendiri yang tidak bisa diabaikan. Salah satunya adalah persaingan yang semakin ketat. Banyaknya pemain baru di industri ini membuat pelaku usaha harus terus berinovasi agar bisa bertahan.

Selain itu, kenaikan harga bahan baku menjadi ancaman serius terhadap margin keuntungan. Inflasi pangan dan ketergantungan pada bahan impor bisa membuat biaya produksi naik, sementara daya beli masyarakat belum tentu ikut meningkat.

Di sisi lain, tidak semua pelaku usaha memiliki akses ke pelatihan atau sistem manajemen yang memadai. Banyak yang masih menjalankan bisnis secara manual dan kurang memahami aspek keuangan atau pemasaran digital. Padahal, aspek-aspek inilah yang menjadi penentu keberlangsungan usaha di jangka panjang.

Peluang dan Insight Bisnis dari Data Ini

Bagi Anda yang ingin memulai bisnis kuliner atau berinvestasi di sektor ini, angka dan tren yang ada menyampaikan pesan yang jelas: sektor kuliner di Indonesia masih sangat menjanjikan. Namun, hanya mereka yang mampu membaca tren, membangun brand yang kuat, dan mengadopsi teknologi yang akan bisa bersaing.

Jika Anda seorang pelaku usaha baru, ada beberapa hal yang bisa dijadikan strategi:

  • Lakukan riset terhadap selera pasar lokal di wilayah Anda.

  • Manfaatkan media sosial sebagai kanal utama promosi dan interaksi.

  • Fokus pada kualitas produk dan pengalaman pelanggan.

  • Buat cerita di balik brand Anda—cerita otentik bisa membangun kepercayaan dan loyalitas.

Sementara bagi pelaku usaha yang sudah eksis, saatnya mempertimbangkan ekspansi, baik melalui cabang baru, franchise, atau peningkatan skala produksi. Jangan lupa untuk mulai membangun sistem yang profesional agar usaha bisa tumbuh secara berkelanjutan.

Prediksi Tren Kuliner Tahun 2024

Melihat dinamika yang terjadi, berikut adalah beberapa tren kuliner yang diprediksi akan mendominasi tahun 2024:

  • Makanan sehat dan berkelanjutan akan menjadi primadona. Produk rendah gula, rendah kalori, vegan, dan ramah lingkungan mulai dilirik oleh generasi muda yang lebih sadar akan gaya hidup sehat.

  • Digital-first food brand seperti ghost kitchen atau brand makanan yang hanya beroperasi via aplikasi pengantaran semakin populer. Mereka lebih efisien dari sisi operasional dan memiliki fleksibilitas lokasi tinggi.

  • Waralaba kuliner lokal naik kelas. Banyak pelaku usaha kecil mulai melakukan standarisasi SOP, desain outlet, dan branding yang profesional untuk bisa bersaing di skala nasional.

  • Kolaborasi antar brand dalam bentuk menu khusus atau seasonal campaign akan terus berkembang. Strategi ini terbukti meningkatkan awareness dan mendorong transaksi impulsif.

  • AI dan data untuk prediksi permintaan mulai digunakan, bahkan oleh UMKM. Penggunaan data untuk melihat tren menu, jam ramai, hingga pengelolaan stok akan meningkatkan efisiensi usaha.


Dengan jumlah usaha kuliner di Indonesia yang terus meningkat hingga menembus angka jutaan pada 2024, dapat disimpulkan bahwa sektor ini masih sangat seksi bagi para pengusaha baru maupun pemain lama. Namun perlu diingat, jumlah bukanlah satu-satunya indikator keberhasilan. Kualitas, strategi, dan keberanian untuk berubah akan menjadi faktor pembeda di antara ratusan ribu usaha kuliner lainnya.

Jika Anda serius ingin membangun usaha kuliner yang tahan banting dan relevan dengan zaman, sekarang adalah waktu yang tepat untuk mulai. Bekali diri dengan data, pahami tren, dan bangun koneksi yang kuat dengan pelanggan Anda. Kuliner bukan hanya soal rasa, tapi juga soal pengalaman dan cerita yang Anda tawarkan di balik setiap piring yang disajikan.

Tags :
Berbagi :